Memori


Setiap kita tentu memiliki ingatan dan kenangannya masing-masing di dalam setiap waktu yang telah atau pernah berlalu, bukan begitu? Loh apa bedanya ingatan dan kenangan? Apa pula bedanya waktu yang telah berlalu dan pernah berlalu? Saya bukanlah seorang ahli bahasa atau cendekiawan atau apalah itu namanya. Jadi, saya menjawabnya sesuka saya tanpa bermaksud untuk merubuhkan tembok-tembok keilmuan.

Semua itu hampir sama, yang membedakan hanyalah kesan dan responsnya saja. Kata “telah berlalu” dan “pernah berlalu” sama-sama berarti peristiwa yang terjadi di masa lalu. Kata “telah berlalu” berarti ya sudah berlalu, begitu saja. Sementara kata “pernah berlalu” juga berarti hal-hal yang sudah berlalu, tetapi menghasilkan sesuatu yang berbeda karena kata “pernah berlalu” kadang-kadang mengisyaratkan akan pengulangan peristiwa yang berlalu itu. Jadi kata “pernah” memiliki kecenderungan untuk mengulang kembali peristiwa yang berlalu itu. Coba deh kamu perhatikan kalimat “Saya sudah nanana … " dan “Saya pernah nanana … “! Tuh beda ‘kan?

Ingatan dan kenangan adalah satu hal yang amat rumit untuk dimengerti, namun amat kita rasakan kehadirannya. Kalau istilah kerennya, elusif. Cailah! Hahaha

Menurut saya, ingatan dan kenangan berisi segala sesuatu tentang diri saya dan dunia yang saya huni ini beserta dengan segala isinya. Ya memang pada dasarnya ingatan dan kenangan adalah sama, yang membedakan keduanya adalah kesan dan respons yang dihasilkannya.

Seumpama saya sedang mengingat seseorang dan kebetulan Anda mengenal orang itu juga. Saya dan Anda mungkin memiliki ingatan yang sama tentang diri orang itu: namanya, rupanya, warna kulitnya, dan sebagainya. Tetapi saya dan Anda tidaklah memiliki kenangan yang sama dengan orang itu karena saya dan Anda mengalami peristiwa-peristiwa yang berbeda dengan dirinya. Peristiwa tertentu yang terjadi yang melibatkan emosi (gembira dan sedih) itu lah yang membuat kenangan setiap orang berbeda.

Kenangan memang dapat hadir di setiap orang dengan keadaan yang berbeda. Kenangan yang dihasilkan dapat berupa kenangan baik maupun kenangan buruk. Kenangan baik dan buruk menghasilkan buah yang berbeda pula. Kenangan buruk mengahasilkan buah-buah busuk seperti: kebencian, pertikaian, dan dendam atau sejenisnya. Sementara kenangan baik pada akhirnya akan menghasilkan buah yang baik pula.

Walaupun kenangan baik tidak dapat dikenang selamanya oleh semua orang, tetapi tidak untuk orang-orang tertentu. Itu sebabnya ketika kita hidup, orang-orang di sekitar kita bahagia; ketika kita pergi, orang-orang di sekitar kita sedih. Mereka tetap mengenangnya sebab bagi mereka kenangan tidak akan pernah bisa dihapus oleh apapun, bahkan maut sekalipun.

Begitulah tentang ingatan dan kenangan.Ingatan belum tentu adalah kenangan, tetapi kenangan sudah pasti ingatan.

N.B: Untuk selanjutnya ingatan dan kenangan saya asumsikan sama. Saya menyebutnya memori, okay?

Sisi Terang dan Gelap Memori

Memori adalah salah satu unsur terpenting bagi identitas kita sebagai entitas. Saya menjadi saya; kamu menjadi kamu; mereka menjadi mereka, semua itu karena memori yang dimiliki. Selain itu memori juga berperan sebagai sumber dari kecerdasan manusia. Kita belajar dan berpikir memerlukan simbol, kata, angka, dan bahasa. Semua itu memerlukan memori, bukan? Jika kecerdasan adalah salah satu unsur penting dalam menentukan keputusan, maka memori juga berperan besar dalam menentukan keputusan. Memori juga membantu kita untuk belajar dari pengalaman-pengalaman di masa lalu.

Itu sebabnya saya tetap berusaha untuk mengingat memori saya seutuhnya. Eh tetapi bukan berarti saya menganggap diri saya sebagai orang cerdas loh ya! Saya bukan “Einstein abad 21” atau sejenisnya.

Memori ternyata tidak hanya memiliki sisi terang saja, ia juga memiliki sisi gelap. Ibarat magnet, ia memiliki sumbu positif dan juga sumbu negatif. Ini juga merupakan salah satu Hukum Hukum Alam Semesta, namanya Hukum Polaritas. Intinya Hukum Polaritas menyatakan bahwa segala sesuatu ada pada untaian kesatuan dan memiliki kebalikannya. Saya bertaruh sebagian dari kamu tidak tertarik dengan hal-hal semacam ini, iya ‘kan?

Memori dapat membelenggu manusia bagaikan penjara bagi mereka yang mengalami masa lalu yang kelam dan tidak menerimanya. Masa lalu yang kelam menghantui hidup mereka sehingga mereka terperangkap di dalam penderitaan. Jika keadaan ini dibiarkan saja, maka memori akan menjadi sesuatu yang amat mengerikan.

Lalu jika itu terjadi, bagaimana solusinya? Salah satu jalan untuk keluar dari keadaan ini adalah menerima dan berdamai dengan masa lalu yang kelam itu. Bagi yang mengalaminya, teruslahlah berusaha, ya! Walaupun tidak mudah, semoga berhasil, ya! 😉

Begitulah memori, ia memiliki sisi terang dan juga sisi gelap.


Ditulis pada: 26 Jan 2020
Tags terkait: #semua #cerita #belajar