Pengharapan


Harapan adalah sebuah keinginan akan sesuatu supaya menjadi kenyataan. Dalam perjalanan hidup, 33 cobaan dan 99 rintangan atau mungkin lebih akan selalu menghalangi kita untuk mencapai tujuan itu. Akan tetapi harapan hadir untuk mendorong kita dalam menghadapi halangan-halangan tersebut. Bahkan di kala kesusahan menerpa, harapan itu yang datang menyelamatkan.

Polaritas Harapan

Hukum polaritas menyatakan bahwa setiap hal atau benda memiliki dua sifat yang berlawanan. Hal ini berlaku pula untuk harapan. Suatu harapan juga memiliki dua sifat yang berlawanan. Ia tidak selalu menjadi dorongan, tetapi kadang-kadang ia dapat menjadi salah satu dari sumber kehancuran. Ketika suatu harapan tidak terwujud, ia akan melahitkan rasa sedih dan kekecewaan sesuai dengan kadarnya masing-masing. Pada tingkat tertentu, sebuah harapan dapat menghasilkan buah-buah busuk seperti: kekecewaan, kebencian, keputusasaan, patah hati, konflik, dan sejenisnya.

Awal Dari Sebuah Harapan

Sebuah harapan terlahir dari lingkungan dan keadaan di mana kita hidup. Jika ada orang-orang yang tidak menyadari hal ini dan menganggap bahwa harapan yang mereka miliki adalah harapannya sendiri, maka sesungguhnya mereka termasuk golongan kaum yang terjebak di dalam ilusi. Mereka mengira bahwa dirinya bebas, padahal mereka terpenjara di dalam dunia sosial. Mereka tunduk pada pengakuan dan penolkan dari dunia sosial. Keadaan seperti inilah yang rentan terhadap kekecewaan, kebencian, keputusasaan, patah hati, konflik, dan sejenisnya.

Inti Dari Harapan

Kita tentu memiliki harapan akan hidup yang lebih baik. Hidup itu memang sebuah pilihan, namun esensi daripada kehidupan itu sendiri bukan terletak pada pilihan tersebut, tetapi perjuangan. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang diharapkan harus diperjuangkan. Dalam hal ini harapan memiliki peran sebagai doronagan atas setiap perjuangan yang dilakukan. Jikalau harapan tidak diperjuangkan, maka segala sesuatu yang diharapkan adalah kesia-sian belaka. Jadi, harapan tidak hanya sekadar kata “semoga”, “kiranya”, “mudah-mudahan”, “hubaya-hubaya”, dan sejenisnya.

Mengelola Harapan

Harapan perlu dikelola dengan baik untuk mencegah sisi negatif dari polaritas harapan. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan.

Pertama. Dari setiap harapan yang ada, pilihlah harapan yang melampaui kepentingan diri kita semata-mata! Jadi, hiduplah dengan harapan yang dapat mengantarkan kebaikan, bukan hanya kepada sesama, tetapi juga yang berbeda.

Kedua. Kita juga perlu memaklumi keadaan. Janganlah memiliki harapan yang terlampau tinggi, cukuplah dengan harapan yang dapat berguna untuk banyak orang dan dapat diwujudkan. Tentu saja, kita juga perlu meningkatkan kemampuan dengan segala perjuangan dan jerih payah yang kita lakukan demi mewujudkan harapan itu. Kemampuan yang dimiliki dan probabilitas terwujudnya harapan berbanding lurus. Artinya semakin tinggi kemampuan yang dimiliki, maka kemungkinan terwujudnya harapan semakin tinggi pula. Begitu juga dengan sebaliknya.

Ketiga. Harapan sering kali terhempas di tengah jalan. Kendatipun harapan itu baik dan bersifat realistis, namun kita juga memerlukan kesabaran. Dalam hal ini kesabaran adalah suatu kemampuan untuk bertahan dalam mewujudkan harapan walaupun berbagai halangan datang menghadang. Tanpa kesabaran harapan apa pun tidak akan pernah terwujud, sekalipun disokong oleh modal dan kecerdasan yang luar biasa.

Keempat. Walau bagaimana pun, kita tetap harus tahu kapan waktunya untuk berhenti berharap. Dalam hal ini berhenti bukan menyatakan tanda kekalahan, melainkan kebijaksanaan. Selain itu, apa yang sudah dan akan kita perjuangkan toh pada akhirnya harus kita lepaskan juga. Iya ‘kan?

Segala yang memiliki awal haruslah memiliki akhir, kecuali Dia yang adalah Yang Awal dan Yang Akhir.

Begitulah polaritas dari suatu pengharapan. Ia memiliki kutub negatif dan kutub positif. Ia dapat memenjarakan, tetapi ia juga dapat memerdekakan. Jika dikelola dengan baik.

Jadi, Apa yang kamu harapkan saat ini?
Saya berharap alam semesta mengaminkan setiap harapan baik kamu. Pengharapan yang terlahir dari jantung bumi dan kembali ke pangkuan Ilahi.


Ditulis pada: 18 Sep 2018
Tags terkait: #semua #belajar